BUDIDAYA POLIKULTUR UDANG VANAME DAN BANDENG DI LAHAN BEKAS TPI DI DESA LONTAR, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN TANGERANG
Keywords:
Pengembangan Usaha, Budidaya ikan, Kualitas air, Efisiensi, KeuntunganAbstract
Penerapan teknologi polikultur dalam budidaya ikan akan menghasilkan peningkatan keuntungan dan efisiensi usaha budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan memanfaatkan lahan bekas TPI Lontar untuk menjadi area budidaya ikan dengan sistem polikultur ikan bandeng dan udang Vaname. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) analisa kualitas air dan tanah di laboratorium, digunakan untuk menganalisa kelayakan teknis pengembangan teknologi budidaya polikultur bandeng dan udang Vaname, (2) analisa usaha budidaya perikanan untuk mengetahui nilai keuntungan, Revenue/Cost (R/C), dan sistem pemasaran. Berdasarkan hasil laboratorium pengujian air tambak menunjukkan terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai untuk usaha budidaya ikan. Parameter tersebut adalah Total Dissolves Solids (TDS), Dissolved Oxygen (DO), Hidrogen Sulfida (H2S), Biological Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD), sehingga dibutuhkan pengelolaan air. Pegukuran pH air sebesar 6,12 dan pH KCl sebesar 5,55 menandakan bahwa air dan tanah dalam kondisi asam, sehingga dibutuhkan pemupukan dengan menggunakan kapur sebanyak 2.000 kg/Ha. Hasil analisa usaha menunjukkan keuntungan usaha budidaya dengan teknologi polikultur sebesar Rp. 14.344.083/tahun. Nilai R/C (Revenue/Cost) dari usaha adalah sebesar 1,81. Pemasaran hasil budidaya ikan dengan cara pembeli (istilahnya “bakul”) membeli langsung ke lokasi para petambak. Sistem pembayaran dengan sistem tempo yaitu 1 minggu. Kesimpulan adalah usaha budidaya ikan membutuhkan kualitas air dan tanah yang baik. Sistem polikultur membuat usaha budidaya ikan jauh lebih efisien dari pengeluaran biaya dan meningkatkan pendapatan pembudidaya.